22 April 2007

2 Cerita untuk Hari Bumi....

"Bumi, sebuah Maha Karya dari yang Maha Kuasa"

Tahukah Anda???

Bumi yang kita huni sekarang ini mulai “terkikis” seiring dengan menuanya usia. Mungkin kita semua lupa hingga kita tidak pernah peduli bahwa 22 April bumi diperingati untuk setiap tahunnya, atas prakarsa seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson.

Apakah yang telah anda perbuat perbuat sampai hari ini terhadap Bumi ini??

Tiap waktu, bumi selalu mengabdi pada manusia. Melayani segala kebutuhan akan hidup manusia. Tapi, apakah yang dapat kita perbuat terhadap bumi????

Pernahkah anda membayangkan Kota Bogor denga sejuta keindahannya ada dihadapan Anda??

Wallacea dalam bukunya yang terkenal The Malay Archipelago pernah melukiskan bagaimana kekagumannya terhadap Kebun Raya Bogor kala itu. Tanpa Ragu dia mengakui kekayaan jenis tropis Kebun Raya. Bogor menurutnya adalah rumah yang sangat menyenangkan, ketinggiannya menimbulkan kesejukan pada sore dan malam hari, sehingga tidak perlu diperlukan sering-sering ganti baju, apalagi untuk orang-orang yang tinggal lebih lama udaranya yang selalu segar dan menyenangkan selalu menyenangkan selalu mendorong siapapun untuk jalan-jalan beberapa jam dalam sehari.

Inginkah anda menikmati Kota Bogor seperti Anda menikmati nikmatnya Sandwich??

Keindahan pemandangan dan udara yang sejuk selalu memikat setiap orang untuk berjalan kaki. Rumah-rumah penduduknya selalu berhalaman pohon buah-buahan sedangkan rumah tuan tanah (land huis) yang indah dihuni oleh pemilik kebun atau pensiunan pegawai Belanda. Unik dan tidak pernah anda temukan dimanapun Anda bepergian, sistem budidaya terasering dilakukan dimana-mana. Suatu pemandangan yang indah dan menakjubkan di Jawa Barat.

Sadarkah Anda?

Kenikmatan yang dahulu menjadi intan permata bagi bumi ini, kini menjadi kenangan. Sebuah refleksi mengenai kota Bogor, membawa kita terbuai akan indahnya nostalgia bumi pertiwi. Masihkah kita akan angkuh terhadap warisan yang pernah kita terima??

Melalui Hari Bumi pada tahun ini dengan tema “sebuah Seruan untuk Tindakan dalam Perubahan iklim”, hari bumi mengajak setiap orang untuk menjadi bagian dari sejarah. Pedulikah anda terhadap lingkungan dan masa depan generasi mendatang?

Marilah berperan aktif melakukan perubahan, meskipun sedikit namun besar artinya dalam membantu menyelamatkan masa depan bumi. (Jie.)

“Sepertinya Tuhan ketinggalan sebongkah tanah surga di bumi, dan itulah BOGOR

Tidak banyak orang tahu bahwa Bogor telah menjadi tujuan utama wisatawan lokal dan mancanegara sejak tahun 1800-an. Keindahan alam, keramahan penduduk dan sejuknya udara Bogor menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para wisatawan untuk berkunjung dan menghabiskan waktunya di kota ini. Bahkan ornag-orang eropa yang pernah berkunjung ke Bogor kala itu menggambarkan perjalannya ke kota ini sebagai sebuah perjalanan bathin yang tak akan pernah terlupakan. Kemudian di dunia penelitian muncul juga hiperbolisme bahwa belumlah lengkap seorang ilmuwan hayati disebut sebagai ilmuwan sejati sebelum menginjakkan kakiknya di Bogor.

Michael McMillah dalam bukunya A Journey TO JAVA [1914] menggambarkan begitu berkesannya perjalanan yang ia rasakan di kota ini. Menginap di hotel Bellevue [BTM sekarang.red] memungkinkan ia untuk melihat langsung indahmya sengai Cisadane dengan latar belakang gunung Salak sebagai sebuah karya cipta sempurna sang maha kuasa. Beberapa hari menghabiskan waktunya di Bogor, menimbulkan prasangka bahwa Tuhan sepertinya memberikan kasih sayang berlebih terhadap kota ini dengan selalu memberikan hujan yang teratur kurang lebih 2 jam diantara pukul 2 sampai dengan pukul 5 dalam setiap harinya.

Reid, Thomas H, kelly and Walsh dalam bukunya Across the equator : a holiday trip in Java langsung mengutip sebuah ungkapan “aku pikir, keindahan sebebarnya sangat sulit untuk dijelaskan, orang mungkin mampu menjelaskan indahnya setiap lekuk dan detail sebuah karya seni; orang mungkin mampu mencari kata yang mampumenggambarkan kelebihan, suasana yang dirasakan dan kedalaman tekstur sebuah lukisan terkenal, dan ungkapan anda tersebut akan berarti bagi orang-orang yang betul2 tahu hasil karya seorang maestro; namun penjelasan seperti apapun, frasa yang begitu sensual, dan pujian atau bahkan senyuman spiritual yang paling indah sekalipun tak akan mampu menggambarkan walau setengah dari keindahan alam nyata seperti yang kulihat saat ini” Ketika menikmati indahnya alam kota Bogor.

Begitulah kota Bogor saat itu, banyak orang mengatakan bahwa keindahannya sangat sulit dijelaskan dengan kata. Tidaklah berbeda dengan keadaad saat ini, sangat sulit diungkapkan dengan kata, namun sayangnya bukan lagi keindahannya tapi….??? . (xna)

Selamat Hari Bumi, Semoga kita bisa menjaga apa yang seharusnya kita wariskan untuk anak cucu kita…Amin.

16 April 2007

Tanah Bogor di Jual Belikan

Kampoeng bogor,

Sebuah kerja besar yang tidak akan hilang dari peta Pulau jawa, termasuk Kota bogor dilakukan Oleh Daendels 1808 dengan pembangunan jalan antara Anyer sampai Panarukan yang dikenal dengan “De Groote Postweg”. Jalan tersebut tembus dari Jakarta tepat lurus di depan pintu utama kebun raya, kemudian mengelilingi halaman dan belok di pecinan (Pasar Bogor) kemudian menuju tajur, selanjutnya menuju puncak. Daendels juga diketahui sebagai perubah rupa dari kebijakan pengelolaan tanah. Dia adalah pembeli terakhir tanah bengkok Buitenzorg pada masa pemerlntahannya yang kekurangan uang, tanah bengkok bisa dijual kepada pihak lain. Mulai muncullah tuan-tuan tanah baru yang selanjutnya Daendels melakukan reorganisasi witayah kabupaten-kabupaten Batavia dan Priangan.

Perubahan cukup besar terhadap Bogor terjadi dengan kehadiran Raffles (1811) yang menyenangi budaya dan botani, dia kemudian melakukan perubahan besar dengan merubah halaman istana menjadi sebuah kebun botani yang lengkap. Mulailah cikal bakal kebun raya terbentuk. Semakin indahnya rumah peristirahatan menyebabkan Raffles menjadikannya Istana resmi Gubernur Jenderal, sedang pemerintahan tetap di Batavia. Namun sebagian besar Waktunya tentu dihabiskan di Buitetizorg.

Raffle's juga metakukan hal yang sama dengan Daendels yang melakukan penjualan tanah bengkok. Makin terpecahlah tanah-tanah di Bogor, terbagi kepada para pemilik lainnya. Penjualan tanah menyebabkan perlunya diaktifkan perbaharuan wilayah kabupaten Batavia dan Priangan. Wilayah Batavia, kota dan daerah Ommelanden (daerah sekitar Batavia) dipisahkan dengan wilayah Buitenzorg yang kemudian menjadi keresidenan tersendiri sekaligus menjadi pusat administrasi keresidenan yang membawahi Kabupaten Bogor; Cianjur dan Sukabumi.

Tercatat mulai tahun 1815 embrio sebuah kota semakin terbentuk dengan fungsinya yang semakin tinggi, termasuk semakin jelasnya keberadaan Pasar Bogor untuk memenuhi kebutuhan perdagangan. karena semakin ramainya aktifitas penduduk. Penambahan berbagai bangunan. untuk mendukung berjalannya pusat pemerintahan juga terus dilakukan. Pemisahan Istana dengan halamannya 18 Mei 1817 yang kemudian menjadi stands Plantentuinte Buitenzorg (sekarang Kebun raya) pada masa Baron van der Capellen semakin membuat Buitenzorg mengalami pembangunan yang pesat, berbagai tempat penelitian dan laboratorium dibangun.(Ahmad Baehaqie/F4W-IPB)diambil dari beberapa sumber.

03 April 2007

Buitenzorg’Anti Keruwetan’

Kampoeng Bogor,
Penyerangan Kesultanan Banten pada tahun 1579 terhadap Kerajaaan Pajajaran yang ber-ibu kota Pakuan telah berhasil menaklukan sebuah kekuasaan yang lokasinya saat ini di Kota Bogor tepatnya di daerah Batu Tulis. Di daerah sempit yang diapit Cisadane dan Ciliwung. Hancur dan hilanglah sebuah ibu kota dan lama kelamaan berganti rupa menjadi hutan besar karena memang tidak untuk ditempati oleh Kesultanan Banten. Cikal bakal sebuah kota sudah terbentuk.
Seabad kemudian, tepatnya September 1687 Gubernur Jenderal Johannes Camphuys menugaskan Scipio seorang Sersan Belanda yang ditemani Letnan Tanuwijaya orang Sunda dari Sumedang untuk mencari keberadaan ibu kota Pakuan sekaligus membuka Hutan Pajajaran yang berkabut dan menjadi tempat harimau Jawa berdiam, bahkan salah seorang anggota ekspedisi meninggal di terkam harimau. Hutan belantara ini kemudian berubah lagi menjadi lapangan luas dan terbuka, tanpa pohon-pohonan sama sekali akibat meletusnya Gunung Salak pada tahun 1699. Ratalah akhirnya Kota Bogor. Hanya tinggal semak belukar dan padang ilalang.
Sejak munculnya beberapa kampung di luar Pakuan yang dibentuk oleh Letnan Tanuwijaya, maka perkembangan administrasi diawali pada tahun 1701 dengan penunjukkan Letnan Tanuwijaya menjadi Demang (kepala perkampungan). Sedangkan perkembangan budidaya tanaman dalam bentuk perkebunan ditandai dengan penanaman kopi pada tahun 1723 yang mewajibkan penanaman kopi bagi tanah-tanah sekitar Batavia. Mulailah dilaksanakan Sistem Priangan “Preangerstelsel“ yaitu penanaman wajib tanaman tertentu dan menyerahkan hasilnya. Disamping kopi, termasuk pula tanaman wajib dalam peraturan ini adalah kapas, lada, dan tarum (indigo). Tetapi kopilah yang terutama menjadi sasaran karena laku keras dalam pasar dunia.
Setelah geger pembantaian etnis Tionghoa di Batavia tahun 1740, Van Imhoff ditugaskan untuk menjadi Gubernur Jenderal pengganti Adriaan Valckenier. Mulailah dia bertugas untuk membersihkan kekacauan-kekacauan dan berbagai pemberontakan sebagai warisan yang ditinggalkan Gubernur Jenderal Valckenier. Kepeningan memenuhi kepala Van Imhoff sehingga mendorong dia untuk berjalan-jalan mencari tempat istirahat. Akhirnya jatuh cintalah ke sebuah tempat yang diapit dua sungai besar Cisadane dan Ciliwung, dengan topografi landai dan beriklim sejuk karena berada di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede, selain itu tidak terlalu jauh dengan pusat pemerintahan yang lagi bergejolak di Batavia.
Dia berencana membuat daerah tersebut menjadi tempat peristirahatan yang damai dan lepas dari keruwetan sehingga disebutlah Buitenzorg. Sedangkan wilayah yang meliputi sembilan distrik menjadi wilayah pemerintahan ”Regentschap“ Buitenzorg dengan menunjuk Demang Wartawangsa sebagai kepala wilayah. Seluruh tanah yang berada di wilayah Buitenzorg kemudian menjadi tanah bengkok untuk Gubernur Jenderal yang sedang berkuasa. Artinya siapapun yang akan menggunakan tanah di Buitenzorg harus membayar sewa. Lima tahun rumah peristirahatan tersebut dibangun dengan halaman depan yang terbuka, ditumbuhi rerumputan dan tanaman hias yang menghadap ke utara dan halaman belakang yang tertutup dengan tanaman tahunan tropis besar dan rindang menghadap ke selatan. Landskap rumah peristirahatan kemudian berdampak pada perkembangan selanjutnya kota Bogor.
Keberadaan rumah peristirahatan yang seterusnya didiami setiap Gubernur Jenderal telah mendorong Bupati Buitenzorg yang ber-ibukota di Kampung Baru untuk lebih mendekatkan diri dengan rumah tuannya supaya lebih mudah dan cepat dalam menyelesaikan segala hal. Bupati kemudian mengajukan permohonan kepada Gubernur Jenderal Mossel pada tahun 1754 agar diizinkan menyewa tanah di sebelah selatan atau di halaman belakang rumah peristirahatan, tepatnya di Sukahati (sekarang Empang) sebagai tempat kediamannya dan pusat pemerintahan wilayah Bogor, sejak itu daerah sekitar Empang mulai tumbuh sebagai pusat pemerintahan yang makin mantap.
Sebuah kerja besar yang tidak akan hilang dari peta Pulau Jawa, termasuk Kota Bogor dilakukan oleh Daendels 1808 dengan pembangunan jalan antara Anyer sampai Panarukan yang dikenal dengan nama De Groote Postweg. Jalan tersebut tembus dari Jakarta tepat lurus di depan pintu utama kebun raya, kemudian mengelilingi halaman dan belok di pecinan [Pasar Bogor] kemudian menuju tajur, selanjutnya menuju puncak. Daendels juga diketahui sebagai perubah rupa dari kebijakan pengelolaan tanah. Dia adalah pembeli terakhir tanah bengkok Buitenzorg, pada masa pemerintahannya yang kekurangan uang, tanah bengkok bisa dijual kepada pihak lain. Mulai muncullah tuan-tuan tanah baru yang selanjutnya Daendels melakukan reorganisasi wilayah kabupaten-kabupaten Batavia dan Priangan.
Perubahan cukup besar terhadap Bogor terjadi dengan kehadiran Raffles (1811) yang menyenangi budaya dan botani, dia kemudian melakukan perubahan besar dengan merubah halaman istana menjadi sebuah kebun botani yang lengkap. Mulailah cikal bakal kebun raya terbentuk. Semakin indahnya rumah peristirahatan menyebabkan Raffles menjadikannya Istana resmi Gubernur Jenderal, sedang pemerintahan tetap di Batavia. Namun sebagian besar waktunya tentu dihabiskan di Buitenzorg.
Raffles juga melakukan hal yang sama dengan Daendels yang melakukan penjualan tanah bengkok. Makin terpecahlah tanah-tanah di Bogor, terbagi kepada para pemilik lainnya. Penjualan tanah menyebabkan perlunya dilakukan perbaharuan wilayah kabupaten Batavia dan Priangan. Wilayah Batavia, kota dan daerah Ommelanden (daerah sekitar Batavia)dipisahkan dengan wilayah Buitenzorg yang kemudian menjadi karesidenan tersendiri sekaligus menjadi pusat administrasi keresidenan yang membawahi Kabupaten Bogor; Cianjur dan Sukabumi.
Tercatat mulai tahun 1815 embrio sebuah kota semakin terbentuk dengan fungsinya yang semakin tinggi, termasuk semakin jelasnya keberadaan Pasar Bogor untuk memenuhi kebutuhan perdagangan karena semakin ramainya aktifitas penduduk. Penambahan berbagai bangunan untuk mendukung berjalannya pusat pemerintahan juga terus dilakukan. Pemisahan Istana dengan halamannya 18 Mei 1817 yang kemudian menjadi s'Lands Plantentuinte Buitenzorg (sekarang Kebun Raya) pada masa Baron van der Capellen semakin membuat Buitenzorg mengalami pembangunan yang pesat, berbagai tempat penelitian dan laboratorium dibangun.
Istana Bogor mengalami rusak berat karena terjadinya guncangan keras Gunung Salak pada tanggal 10 Oktober 1834. Setelah kondisi mereda pada tahun 1850 Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist mulai melakukan perombakan besar-besaran kediaman resminya dengan membangun kembali Istana Bogor, tetapi tidak bertingkat lagi karena disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa abad ke-19.
Sejalan dengan berkembangnya pengaruh luar dan ekonomi yang semakin meningkat, tentunya menimbulkan berbagai potensi konflik yang semakin merepotkan pemerintah Belanda untuk melakukan kontrol, akibatnya pada tahun 1835 Belanda mengeluarkan peraturan wijkenstelsel yaitu diberlakukan zona pemukiman etnis aturan passenstelsel yaitu surat jalan.
Di Bogor sendiri aturan wijkenstelse baru dilaksanakan pada 6 Juli 1845 ditetapkan keputusan pemerintah Hindia Belanda tentang peraturan permukiman di Kota Bogor yang berisi antara lain: Orang Eropa yang disamakan haknya diberi izin membangun rumah di sebelah barat jalan raya (sekarang jalan Sudirman) mulai dari Witte Paal (pilar Pabaton yang dibangun pada tahun 1836) sampai sebelah selatan Kebun Raya dan pakancilan. Orang Tionghoa diberi peruntukan lahan di daerah yang berbatasan dengan jalan raya sepanjang jalan Suryakencana sampai tanjakan Empang. Sedangkan pemukiman Arab berada di sekitar Empang Setelah Istana Bogor selesai dibangun tentunya banyak sekali tamu yang datang ke sana. Dirasakan perlunya dibangun hotel untuk para tamu, sehingga dibangunlah Binnenhof Hotel [sekarang Hotel Salak] pada tahun 1856 dengan 54 kamar yang merupakan sebuah hotel untuk kelompok elit dari Istana, serta dimiliki oleh keluarga Istana yang memiliki hubungan dengan Gubernur Jenderal. Saat itu digunakan sebagai tempat untuk beristirahat dan tinggal, serta menjadi tempat pertemuan para pengusaha dan pegawai pemerintah. Baru pada tahun 1870 Istana Bogor menjadi kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Setiap orang ingin semakin dekat dengan sang ’Penguasa’, berbondong-bondong saudagar dan para pejabat tinggi datang ke Buitenzorg, membuat tempat beristirahat dan lari dari kebisingan Batavia. Daerah elit yang didiami orang Belanda tersebar di sekitar istana terutama yang berada di kawasan depan pintu utama Istana Bogor, orang Tionghoa dan Arab berada di ’belakang’ Istana Bogor ditutupi Kebun Raya, sedangkan pribumi tertutup di balik tembok-tembok besar rumah elit Belanda dan tersembunyi di sekitar lereng sungai Ciliwung. (Ahmad Baehaqie/P4W-IPB)

19 March 2007

Rame-rame Cinta Bogor...

Kampoeng Bogor,
pagi itu seperti 2 minggu sebelumnya...suasana di taman kencana bogor disibukan oleh teman-teman kita dari kampoeng bogor dalam mengkampanyekan dan mensosialisasikan "Kampoeng Bogor". Kegiatan yang dimaksud untuk memperkenalkan, memperluas dan memperkuat pendukung kampoeng bogor.
Kami ingin agar para masyarakat bogor menjadi semakin solid dan aktif serta menjadi perpanjangan tangan dalam menyampaikan pesan keadaan kota bogor kepada publik indonesia yang belum tahu. Kampoeng bogor percaya bahwa semakin banyak dukungan, maka kepedulian terhadap kota bogor diharapkan juga semakin meningkat.
Kami menyadari dan mengajak masyarakat untuk ikut sadar bahwa sayang sekali bila kita dan generasi mendatang harus kehilangan Bogor nan cantik ini. Mari bersama-sama menjaga kekayaan bogor kita yang tersisa.(dhie.)

workshop mAAN-Untar Understanding Heritage 2007

Kampoeng Bogor,
Pada tanggal 13 maret 2007, Kampoeng Bogor telah diundang pada acara penutupan workshop mAAN-Untar Understanding Heritage 2007 di Jakarta. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mengundang kami. Semoga dalam pertemuan tersebut akan membawa banyak manfaat bagi kita.(dhie.)

Kunjungan ke Bandung Heritage

Kampoeng Bogor,
Rabu tanggal 7 Maret 2007 beberapa perwakilan dari kampoeng Bogor (Baehaqi, Ridha, Dian, Amoe dan Opih) telah berkunjung ke Bandung Heritage. Suatu kehormatan bagi Kampoeng Bogor bisa diundang ke sana dan sambutan mereka sangat baik. dari Bandung Heritage sendiri kami ditemani oleh ibu frances beserta suami, ibu tuti beserta suami, dan satu lagi kang dadan. Bandung Herritage dalam pertemuan ini menceritakan pengalamannya selama 20 tahun ini dan banyak sekali saran dan masukan bagi kampoeng Bogor yang akan baru berumur 2 bulan ini. Bandung Herritage sendiri merupakan suatu Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung yang didirikan oleh sekelompok orang yang bertekad untuk melestarikan gedung-gedung di Bandung dan lingkungan Sekitarnya. Dengan adanya kunjungan ke Bandung Heritage ini selain untuk mensosialisasikan Keberadaan Kampoeng Bogor, kami selaku perwakilan Kampoeng Bogor juga mendapatkan tambahan informasi, wawasan mengenai kesejarahan. diharapkan kunjungan seperti ini dapat menjadi suatu kegiatan yang dapat berlanjut dengan berkunjung ke daerah-daerah lain selain dalam rangka menyebarluaskan keberadaan kampoeng Bogor juga dapat menambah masukan bagi perkembangan Kampoeng Bogor ke depan dan bisa meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak. Sekali lagi kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bandung Heritage.(dhie.)

sekilas tentang cap go meh.....

Kampoeng Bogor, Cap go meh merupakan perayaan puncak dari imlek yang merupakan adat istiadat dari warga Tiong Hoa. Pada tahun ini, Cap go meh jatuh pada tanggal 3-4 maret 2007, Cap Go Meh yang dilaksanakan dikota bogor sangat meriah. Perayaan cap go meh kali ini sangat special, konon katanya salah satu roh dari raja/prabu siliwangi keluar pada taun ini yang sebelumnya keluar terakhir kali pada taun 1957. Pada puncak perayaannya, yaitu pada hari minggu, festival cap go meh diikuti oleh bebagai masyarakat di seluruh Jawa misalnya vihara dari gunung keling semarang, vihara sukabumi, vihara parung, dan adat sisingaan dari subang pun ikut memeriahkan acara ini. Perjalanan festival ini dimulai dari klenteng yang letaknya di sebelah pasar bogor sampai pertigaan batu tulis sukasari.dalam perjalanan ini disetiap persimpangan jalan dilakukan ritual khusus, ini dilakukan agar membawa banyak keselamatan dan dilarang melewati jembatan maupun jemuran karena menurut kepercayaan adat tionghoa ini akan membawa dampak buruk bagi rezeki masyarakat. Bagi Kampoeng Bogor acara ini sangat memberikan masukan bagi tim data dan investigasi dalam menyusun kebudayaan Tiong hoa di kota Bogor. Salah satu nara sumber kami yang bernama pa Jhony Tan telah memberikan kapada kami berupa benda-benda bersejarah yang dimiliki warga Tiong Hoa dari 1920an-1970an. Benda bersejarah tersebut berupa arsip-arsip, surat, iklan di surat kabar, artikel dan foto-foto. Adanya bantuan data dari Pak Jhony Tan ini dapat mendukung keberlanjutan kampoeng bogor dalam hal kajian data terutama dalam pengkajian etnis china (Tiong-hoa. Keikutsertaan Kampoeng Bogor dalam kegiatan(event) seperti ini dijadikan pula sebagai sarana penyebarluasan keberadaan Kampoeng Bogor bagi masyarakat luas. Diharapkan dari keikutsertaan Kampoeng Bogor dalam acara ini menjadi salah satu bentuk awal dari penyebaran informasi mengenai Kampoeng Bogor dan wujud aktif serta peduli dari Kampoeng Bogor bagi kemajuan Bogor. Tim Kampoeng Bogor mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kegiatan acara kami dan mohon maaf jika berita yang kami tampilkan masih banyak kekurangan. Saran dan kritik kami tunggu.(dhie.)

15 March 2007

Audensi Kampoeng Bogor

Kampoeng Bogor,
Audensi kampoeng bogor dilakukan tanggal 24 februari 2007 di aula p4w IPB. sungguh sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran acara tersebut. tak lupa kepada para tamu audensi kami ucapkan banyak terima kasih karena ternyata banyak sekali orang bogor yang masih peduli dengan kotanya sendiri. Kami berharap, perjuangan kami tidak hanya sampai disini.(dhie.)